kala kau torehkan sebuah tinta
menggariskan dalam kehidupanku
dan hiasi polosnya warna duniaku
saat itu pula harusnya kau mengerti
betapa dalam garis yang kau toreh
hingga ku kunci mati isi hatiku
hanya untuk kau seorang
ku harap kau sadari
meski kau tak mengerti sepenuhnya
lekatnya tinta yang kau gariskan
tak akan kupadamkan secepat kilat
tak akan ku ubah menjadi api
bahkan berisi utuh penuhi jiwaku
ucap katamu rapuhkan hasratku
kasar tingkahmu menusuk dalam jantungku
tapi tak memadamkan juga rasaku
bila ada kasih lain hadapkan aku
hanya sebagai pemanis dalam pikiranku
bukan untuk menggantikan
serpihan hati yang kau pecahkan